Fusi Protoplasma
PENDAHULUAN
Sejarah Fusi Protoplasma
Bioteknologi
adalah pemanfaatan organisme/mahkluk hidup yang dilaksanakan secara terpadu dan
bertujuan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang untuk kesejahteraan
manusia. Macam-macam
bioteknologi adalah
1. Fermentasi
2. Kultur Jaringan
3. Rekayasa genetika yang meliputi Teknik Rekombinansi DNA/fusi gen
dan Teknik Fusi protoplasma
4. Kloning
5. Hidroponik
6. Aeroponik
7. Kawin suntik
Dari
berbagai macam biotenologi terdapat fusi protoplasma. Fusi protoplasma adalah
penggabungan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang
berbeda dalam suatu medan listrik. Prinsip ini dapat dilakukan pada sel
tumbuhan maupun sel hewan.
Istilah
protoplasma itu pertama kali diperkenalkan oleh Hanstein pada tahun 1880, yang
dimaksud dengan istilah tersebut adalah sel tumbuhan yang telah dipisahkan dari dinding selnya atau sel tumbuhan telanjang
tanpa dibungkus oleh dinding sel. Protoplas dapat dimanfaatkan untuk mendukung
penelitian dasar biologi tanaman dan merupakan sarana penting di bidang
rekayasa genetik, misalnya untuk hibridisasi somatik untuk meningkatkan
kualitas tanaman.
Fusi
protoplas adalah
salah satu metode persilangan atau hibridisasi tanamandengan memanfaatkan rekayasa genetika konvensional. Protoplas adalah sel tanaman tanpa bagian dinding sel.
Teknik fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat genetik dari spesies tanaman yang sama ataupun dari spesies yang berbeda. Selain itu,
teknik ini menguntungkan untuk diterapkan dalam persilangan tanaman steril ataupun tanaman dengan siklus hidup yang panjang. Untuk menginduksi atau mendukung terjadinya fusi
protoplas dapat dilakukan dengan pemakaian senyawa kimia sepertipolietilen glikol (PEG) ataupun penggunaan arus listrik untuk membantu fusi (elektrofusi).
Ketika dua protoplas bersatu, dapat terjadi pemisahana atau penggabungan dua inti sel
(nukleus) sehingga menghasilkan tanaman dengan sifat baru hasil pencampuran
kedua tetua. Apabila salah satu inti sel hilang selama terjadinya fusi maka akan dihasilkan sel baru yang disebut sitoplasmik hibrid (cybrid).
Fusi
protoplasma pada sel hewan dan manusia sangat berguna terutama untuk
menghasilkan hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi yang terjadi antara sel
pembentuk antibody dan sel mieloma. Sel pembentuk antibodi ini adalah sel
limfosit B, sedangkan sel mieloma sendiri merupakan sel kanker. Sel hibridoma
yang dihasilkan dapat membelah secara tidak terbatas seperti sel kanker, tetapi
juga menghasilkan antibodi seperti sel-sel limfosit B. Hibridoma yang
dihasilkan diseleksi karena setiap sel menghasilkan antibodi yang sifatnya
khas. Satu antibodi yang dihasilkan spesifik untuk satu antigen. Setiap hibrid
ini kemudian diperbanyak (dikloning). Oleh karena antibodi ini berasal dari
satu klon maka antibodi ini disebut antibodi monoklonal.
TINJAUAN PUSTAKA
Fusi Protoplasma
Fusi protoplasma atau teknologi hibridoma
adalah proses penggabungan dua sel dari jaringan yang sama atau dari dua sel
dari organisme yang berbeda dalam suatu medan listrik. Teknik ini juga dapat
digunakan untuk menghasilkan organisme transgenik. Prinsip dasar fusi
protoplasma yaitu menghilangkan dinding dari kedua sel kemudian menggabungkan
kedua isi sel tersebut dalam suatu medan listrik. Teknik fusi ini dapat
dilakukan ada sel tumbuhan maupun hewan. Fusi protoplasma pada sel hewan atau
manusia bermanfaat untuk menghasilkann hibridoma(sel hibrid). Hibridoma
merupakan hasil fusi antara sel pembentuk antibodi dengan sel mieloma.Fusi
protoplas dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh genom dari spesies
yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang sama
(inter-spesies), atau antargenus dari satu famili (inter-genus). Penggunaan
fusi protoplas memungkinkan diperolehnya hibrida-hibrida dengan tingkat
heterosigositas yang tinggi walaupun tingkat keberhasilannya sangat ditentukan
oleh genotipenya (Mollers et al. 1992). Teknologi fusi protoplas juga dapat
dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu seperti sifat ketahanan
terhadap hama dan penyakit serta cekaman abiotik (Purwito 1999).
Tanaman hasil fusi dapat berupa tanaman dengan
sifat-sifat gabungan dari kedua tetuanya termasuk sifat-sifat yang tidak
diharapkan terutama berasal dari spesies liar. Oleh karena itu, untuk
menghilangkan sifat-sifat yang tidak diinginkan tersebut maka perlu dilakukan
silang balik (back cross) dengan tetua budi daya. Kemajuan pesat dalam
penelitian produksi hibrida somatik dan sibrida dalam transfer DNA tidak
terlepas dari teknik isolasi, kultur dan regenerasi protoplas menjadi tanaman.
Untuk menunjang keberhasilan teknik kultur dibutuhkan keahlian dan pengetahuan tentang teknik kultur
protoplasma guna mendukung teknik pencarian varietas baru berbagai jenis
tanaman.
Hibridoma adalah fusi
sel pada organisme tingkat tinggi yang bertujuan untuk
mendapat-kan gabungan sifat kedua sel induk.
Contoh :
- Fusi sel manusia dan tikus untuk
menghasilkan antibodi untuk pengobatan kanker.
- Fusi sel tomat dan kentang menghasilakan
tanaman baru Pomato (Potato-Tomato) yang berbuah tomat dan berumbi kentang.
Fusi
protoplasma adalah penggabungan dua sel dari jaringan yang sama (organisme
berbeda) dalam suatu medan listrik. Fusi protoplasma pada tumbuhan melalui
tahap-tahap:
1)
menyiapkan protoplasma dari sel-sel yang masih muda karena dinding sel tipis
serta protoplasma yang banyak dan utuh
2) mengisolasi
protoplasma sel dengan cara menghilangkan dinding selnya dengan menggunakan
enzim kemudian dilakukan penyaringan dan sentrifugasi berkali-kali
3) protoplasma
yang didapat kemudian diuji viabilitasnya (aktivitas hidupnya) dengan cara
melihat aktivitas organel, misalnya melihat aktivitas fotosintesisnya.
Fusi
protoplasma pada tumbuhan diawali dengan menyiapkan protoplasma. Tahap
selanjutnya, mengisolasi protoplasma sel yang telah dipersiapkan, protoplasma
diisolasi dengan cara menghilangkan dinding selnya. Setelah itu, protplasma di
uji viabilitasnya (aktivitas hidup) dengan melihat aktivitas organelnya. Fusi
prooplasma dilakukan dalam suatu medan listrik. Setelah sel-sel mengalami fusi,
protoplasma hasil fusi tersebut diseleksi. Prtoplasma yang terseleksi kemudian
dibiakkan.
PEMBAHASAN
A. Tahapan pengerjaan
isolasi protoplasma
1. Persiapan Ekspaln
Jaringan tanaman yang digunakan untuk isolasi
protoplasma ini beragam, umumnya jaringan yang lebih muda dan berasal dari
tanaman yang mempunyai umur fisiologis muda, seperti pucuk muda (seperti dari
kecambah, bibit, plantlet), pucuk adventif hasil pangkasan.Protoplasma dari sel
jaringan tersebut lebih mudah diisolasi protoplasmanya karena dinding selnya
masih sederhana dan hanya terdiri dari dinding sel primer saja dan jaringannya
masih memiliki sel-sel parenchyma (dindingnya belum berlignin).Selain itu, ada
juga yang menggunakan jaringan yang telah dewasa, namun media untuk isolasi
protoplasma dari jaringan ini lebih kompleks karena dinding selnya telah
berlignin, telah memiliki dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai
eksplan terlebih dahulu dicuci kemudian disterilakan, umumnya menggunakan
sodium hypoklorit 1 -2 % selama 10 - 30 menit tergantung jenis eksplan yang
digunakan. Eksplan tersebut selanjutnya dicuci dengan air steril (3 - 4 kali)
untuk mencuci sisa sodium hipoklorit pada eksplan.
2. Isolasi protoplasma
Jaringan tanaman steril, diiris halus dan
dikupas eidermis serta dihilangkan urat daunnya dengan menggunakan mata skalpel
runcing steril, untuk lebih memudahkan isolasi protoplasmanya. Contoh campuran
dan konsentrasi enzym yang digunakan untuk isolasi protoplasma beragam dan
tergantung dari jenis jaringan yang digunakan sebagai eksplan, seperti:
a. Medium enzim untuk
jaringan Akar
1) 2 % rhozyme
2) 2 % meicellase
3) 0,03 % macerozyme R10
b. Medium enzim untuk daun
Serealia
1) 2 % cellulysin
2) 0,2 % macerozyme R10
3) 0,5 % hemicellullase
4) 11 % mannitol
c. Medium enzim untuk Daun
Tembakau:
1) 0,5 % Onozuka R10 cellulase
2) 0,1 % Onozuka R10 macerozyme R10
3) 13,0 Mannitol
4) pH 5,8
Untuk mengurangi daya tarik menarik (adhesi)
antara sitoplasma dengan dinding selnya, Larutan enzim biasanya ditamhkan
senyawa osmoticum. Senyawa osmoticum yang dapat digunakan antara lain:
Mannitol, Sorbitol, Glukosa, Fruktosa, Galaktosa, Sukrosa. Setelah dinding sel
lepas, selanjutnya eksplan direndam ke dalam 20 ml larutan media preplasmolisis
selama 1-8 jam. Medium preplasmolisis untuk setiap jenis eksplan berbeda, untuk
tembakau medium preplasmolisis tersusun atas medium isolasi protoplasma ditambah
13% mannitol. Komponen Medium Isolasi Protoplasma (MIP) adalah sebagai berikut:
CaCl2.H2O
1480,0 mg/l·
KH2PO4
27,2
mgl·
Eksplan
dipindahkan ke larutan medium enzim (komposisi media ini juga berbeda-beda
untuk setiap jenis eksplan yang digunakan) untuk daun tembakau komponennya
dapat dilihat di atas. Eksplan dipindah ke tabung steril dan dituangi medium
enzim sebanyak 10 ml, lalu tabung ditutup dengan aluminium foil steril dan
diisolasi menggunakan parafilm atau plastik wrap. Tabung berisi eksplan
tersebut digoyang pada shaker dengan kecepatan 40 rpm selama semalam atau 4-16
jam.
Fusi protoplasma pada tumbuhan melalui tahap-tahap:
Peleburan protoplasma dari 2 genom yang berbeda dapat diperoleh baik
secara spontan ataupun dengan teknik pemacuan peleburan.
a. Metode peleburan spontan
Peleburan protoplasma secara spontan biasanya
terjadi karena membran protoplas yang sangat tipis dan lunak sehingga mudah
sobek atau pecah yang dapat mengakibatkan peleburan protoplasma. Biasanya
terjadi pada protoplasma yang diisolasi dari kalus. Perleburan protoplasma
dengan teknik ini biasanya terjadi pada protoplasma yang mempunyai asal tanaman
yang sama sehingga tidak bernilai untuk perbaikan tanaman.
b. Metode pemacuan peleburan
Untuk mencapai peleburan protoplasma
diperlukan adanya agensia untuk memacu terjadinya peleburan protoplasma
(dikenal sebagai fusagen) yang berbeda jenis tanamannya. Larutan fusagen
contohnya:
·Perlakuan dengan sodium nitrat: 5,5% sodium
nitrat dalam larutan 10% sukrose dan kultur diinkubasikan dalam water
bath bersuhu 35o C selama 5 menit selanjutnya disentrifuge dengan
kecepatan 200 g selama 5 menit. Subernatan dibuang dan pelet disimpan
dalam water bath bersuhu 35o C selama 30 menit. Pada beberapa
saat protoplasma akan terjadi peleburan. Agregat ditiangkan secara
hati-hati pada medium kultur yang telah ditambah 0,1% NaNO3. Teknik ini
akan dihasilkan dengan frekuensi rendah bila asal protoplasmanya dari mesofil daun.
·Perlakuan ion calsium padas pH tinggi . Teknik ini telah
digunakan pada protoplasma tembakau. Caranya protoplasma yang telah diisolasi
ditambahkan larutan fusagen berupa 0,5 M mannitol yang berisi 0,05 M CaCl2.2H2O
pada pH 10,5 selanjutnya disentrifuge dengan kecepatan 50 g selama 3 menit.
Selanjutnya tabung sentrifuge disimpan dalam water bath bersuhu
37o C selama 40-50 menit hingga protoplasma melebur.
·Perlakuan polyethelene glycol (PEG). Dari
sekian banyak metode peleburan protoplasma, metode ini yang yang berhasil
dengan baik untuk melebur protoplasma.
Suspensi protoplasma dilarutkan dalam larutan PEG: 1 ml suspensi
protoplasmadalam medium kultur dicampur dengan 1 ml 28-56% PEG (1500-6000 MW).
Tabung digoyang selama 5 detik dan biarkan berhenti 10 menit. Selanjutnya
suspensi protoplasma tersebut dipindahkan dari larutan PEG dengan cara
mencucinya menggunakan medium kultur sebanyak 2 kali. Hasil peleburan
protoplasma ini berupa pembentukan heterokarion dengan frekuensi yang tinggi,
sedangkan kebanyakan tipe sel sitoplasmik dengan pembentukan hetekarion
binukleat rendah. Protoplasma yang didapat kemudian diuji viabilitasnya
(aktivitas hidupnya) dengan cara melihat aktivitas organel, misalnya melihat
aktivitas fotosintesisnya.
Fusi protoplas dapat menghasilkan dua macam
kemungkinan produk:
ü Hibrid, jika nukleus dari kedua spesies
tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu)
ü Cybrid (cytoplasmid hybrid ataru
heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami fusi sedangkan informasi
genetik dari salah satu induknya hilang.
B. Manfaat Fusi Protoplasma
1. Teknik
fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat genetik dari spesiestanaman yang sama ataupun dari spesies yang
berbeda.
2. Teknik
ini menguntungkan untuk diterapkan dalam persilangan tanaman sterilataupun tanaman dengan siklus hidup yang panjang.
3. Teknologi fusi
protoplas juga dapat dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu seperti sifat
ketahanan terhadap hama dan penyakit serta cekaman abiotik.
Hubungan
metabolit sekunder dengan fusi protoplasma, yaitu saat terjadi penggabungan
antar protoplas akan menghasilkan varietas baru. Dimana varietas tersebut
diharapkan dapat mempertahankan ataupun meningkatkan jumlah metabolit sekunder
dari tiap protoplasma yang diinduksi.
PENUTUP
Adapun
kesimpilan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Fusi
protoplas adalah
salah satu metode persilangan atau hibridisasi tanamandengan memanfaatkan rekayasa genetika konvensional.
2. Fusi
protoplasma pada tumbuhan melalui tahap-tahap:
1)
menyiapkan protoplasma dari sel-sel yang masih muda karena dinding sel tipis
serta protoplasma yang banyak dan utuh
2) mengisolasi protoplasma sel dengan cara menghilangkan dinding
selnya dengan menggunakan enzim kemudian dilakukan penyaringan dan sentrifugasi
berkali-kali
3) protoplasma yang didapat kemudian diuji viabilitasnya (aktivitas
hidupnya) dengan cara melihat aktivitas organel, misalnya melihat aktivitas
fotosintesisnya.
3. Fusi
protoplasma pada tumbuhan diawali dengan menyiapkan protoplasma. Tahap
selanjutnya, mengisolasi protoplasma sel yang telah dipersiapkan, protoplasma
diisolasi dengan cara menghilangkan dinding selnya.
4. Tahapan pengerjaan isolasi protoplasma
a. Persiapan Ekspaln
b. Isolasi
protoplasma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar