Dengan ini kutulis kisahku
Aku adalah sorang anak bungsu dari 4 bersaudara
Aku lahir dan besar di kota sampit di Kalimantan tengah. Melanjutkan perkuliahan di Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Pertanian Jurusan Agroekoteknologi pada tahun 2013.
Ekonomi keluarga memang tidak berada, dan pada tahun 2012 rumah kami terbakar besama 143 rumah yang lainnya di baamang hilir sampit, kami sempat hidup mengontrak selama beberapa 6 bulan di Ketapang sampit pada sebuah bedakan. Betahan hidup dengan uang tabungan yang ada.
Setelah ada uang bantuan pemerintah kami sempat mengontrak untuk memulai usaha di Km 8 sampit kota besi di seberang SPBU, orang tua ku bejualan makan ringan & kopi. Disana kami bertahan kurang lebih 2,5 tahun dan akhirnya pindah kembali untuk memulai usaha di Km 86 Sampit pangkalanbun, sanapun kami hanya mengontrak sebuah bidakan untuk tempat tinggal. Kami menyewa lapak/tanah untuk berjualan di pasarnya dgn ukuran 4x3 m, orang tua ku berjualan makan ringan serta minuman & rokok, sewa tanah untuk lapak tersebut juga dibayar tiap bulan sebesar 300rb belum lagi kami harus membayar sewa bedakan sebesar 700rb perbulan. Ini terbilang berat. Usaha dengan pendapat yang tidak menentu harus tetap di jalani untuk bertahan hidup untuk orang tuaku, sedangkan aku sedang mengenyam pendidikan di Banjarbaru yang tiap bulan aku juga membutuhkan untuk kuliah & makan, uang bulanku pun selama 3 tahun hanya 500rb untuk segalanya dari makan, bensin bahkan uang untuk print tugas dan sebagainya, terbilang tidak cukup akupun memutar otak sambil berusaha beli barang2 online yg di jual ke teman teman serta grup facebook serta olx demi menambah uang sakuku, dulu terbilang enak berjualan online tidak setenar sekarang saingan tidak ada, karena dulu pertama kali hanya ada marketplace tokopedia & lazada yg tenar. Aku belanja disitu dan dijual kembali sambil mencari keuntung walaupun tipis.
Tapi bersyukur alhamdulillah aku masih bisa bertahan & tetap mengengyam pendidikan. Pada tahun ke 3 naik ke 4 aku kuliah uang sakuku naik menjadi 600rb lerbulan hingga aku lulus pada 13 September 2017 dan wisuda pada tanggal 5 Desember 2017.
Beberapa bulan berjalan pada tahun 2018 aku dapat pekerjaan di sebuah CV WMB di Barito Kuala, menjadi staff Agronomi, hal ini juga hanya berjalan beberapa bulan, pemilik CV yang selalu telat membayarkan gajih kami membuat kami & karyawan lain memilih untuk mengundurkan diri karena pemilik banyaknya sedang ada masalah internal & hutang.
Setelah itu aku kembali ke sampit di Km. 86 sambil membantu orang tua berjualan.
Karena jualan semakin sunyi kami akhirnya memutuskan pindah mengontrak di Km 43 sampit pangkalanbun, disitupun kami hanya berjalan 1 bulan, barang2 kami habis dijual untuk pindah ke Batulicin Kalimantan Selatan di desa Binawara Kecamatan Kusan Hulu untuk ikut menumpang bersama Kakak perempuan yang ke 3. Kami sekeluarga ibu bapak & kakak perempuanku ke 2 & anaknya yang hanya membawa pakaian di tas & koper2.
Setelah sampai karena ada tanah yang tidak tergarap di belakang & samping rumah disinilah aku memulai usaha berkebun, dimulai dengan membuka lahan yg terbilang semak belukar aku membersihkannya bersama bapakku. Pertama kami berkebun sekala kecil hanya menanam timun & kacang panjang untuk dijual & memenuhi kebutuhan hidup kami sekeluarga. Karena kami keluarga dari kakak perempuan ku & suaminya juga dalam ekonomi yang sulit juga.
Aku berkebun terus hingga menanam cabe yg hnya 100an pohon & jagung pada luasan tanah kurang lebih 1500m2. Setelah berhasil aku menanam cabe kembali 800an pohon menanam timun pare & gambas. Dari sinilah kami mengais rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup di sambil ibuku yang mempunyai kemampuan memijat.
Hingga pandemi corona datang pada bulan Februari ekonomi kami semakin sulit, harga sayuran makin anjlok, pada bulan juni aku menanam cabe full dimana berjumlah kurang lebih 2000an pohon, tapi karena modal yang kurang obat2 kurang perawatan hanya bermodal kurang lebih 6jt dan hanya mengandalkan tenaga untuk berkebun cabe ini. Hingga hari ini cabeku terserang penyakit layu Fusarium karena curah hujan bulan tinggi 2 minggu terakhir, ratusan pohon mati, bahkan tiap hari terus bertambah. Hingga hari ini tepatnya umur cabe 76 hari setelah tanam cabe ini banyak yg terserang layu bahkan bisa dibilang ini bisa rugi. Dimana sekarang harga cabe yang begitu murah hanya 13-15rb sedangkan modal untuk perawatan tanaman dari pupuk & obat2an harganya begitu mahal. Tidak sebanding yang nantinya dengan pendapat hasil panen nantinya yg mungkin 10-14 hari lagi. Cabe ini dirawat seadanya dengan obat2 modal tersebut. Ekonomi keluarga semakin sulit, untuk makan pun kami hanya makan seadanya diamana pengeluaran hanya untuk beli ikan & beras saja karena terbantu dengan hasil menanam sayur disamping rumah dekat dgn tanaman cabe tersebut. Hingga saat ini pun untuk bertahan hidup kami dibantu oleh kakak Laki-laki ku yang pertama.
Mungkin ini yang dapatku tulis dari ceritaku ðŸ˜
Tetap bersyukur & tetap harus di jalani
Binawara, 16 September 2020
Alex Risandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar