Senin, 15 Desember 2014
KADAR AIR
KADAR
AIR
(Laporan Praktikum Biokimia Tanaman)
Oleh :
ALEX RISANDI
E1A213045
Kelompok III
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR TABEL....................................................................................... ii
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
BAHAN DAN METODE........................................................................... 4
Bahan dan Alat................................................................................... 4
Bahan........................................................................................... 4
Alat.............................................................................................. 4
Waktu dan Tempat............................................................................. 4
Prosedur Kerja.................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 6
Hasil.................................................................................................... 6
Pembahasan........................................................................................ 7
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 10
Kesimpulan......................................................................................... 10
Saran................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Hasil berat
basah, berat kering dan kadar air...................................... .............. 6
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kadar air adalah perbedaan antara berat
bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam
udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara
di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban
relative tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian
dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif. Pada
istilah kadar air, terdapat juga kadar air keseimbangan. Kadar air keseimbangan
adalah kadar air dimana laju perpindahan air dari bahan keudara sama dengan laju
perpindahan air dari udara kebahan. Kadar air keseimbangan dapat digunakan untuk
mengetahui kadar air terendah yang dapat dicapai pada proses pengeringan dengan
tingkat suhu dan kelembaban udara relatif tertentu atau bias juga disebut dengan
kadar air
minimum yang dapat dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada
suhu dan kelembaban relatif yang tetap (Sudarmadji, Dkk, 1989).
Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan yang dapat
mempengaruhi kualitas bahan pangan itu sendiri. Peningkatan jumlah air dapat mempengaruhi
laju kerusakan bahan pangan oleh proses mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatis.
Rendahnya kadar air suatu bahan pangan merupakan salah satu faktor yang dapat membuat
bahan menjadi awet (Winarno, 1983).
Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan padasuhu 105oC
selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah
kadar air (Astuti, 2007).
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam
berbagai bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang
pertanian .Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah
beras. Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air
beras, mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya
jamur-jamur penghasil mikotoksin (racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Kadar air juga perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain (Winarno, 1983).
Sedangkan pada tanaman berat basah adalah berat
mula-mula. Berat kering adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan. Pengeringan
ini dapat dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap.
Saat air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap
sebagai selisih antar berat basah dan berat kering.Perbandingan dari pengurangan
berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persendan kadar air
ditemukan. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat bervariasi, tergantung dari jenis
tumbuhan, struktur dan usia dari jaringan organ (Fardiaz, Dkk,1980).
Tujuan
Untuk
mengetahui perbedaan kadar air organ tanaman yang berbeda dan mengetahui
hubungan tingkat kematangan organ tanaman dengan kadar air.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Tomat
hijau, kuning dan merah sebagai objek pengamatan.
2. Cabai
besar hijau, kuning dan merah sebagai objek pengamatan.
3. Daun
kacang pucuk, dewasa dan senescence sebgai objek pengamatan.
4. Amplop
sedang coklat 9 buah.
Alat
Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah oven, neraca analitik, penjepit dan alat tulis.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Oktober 2014 pukul 15.00-17.00 WITA
dan pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2014 pukul 16.00-17.00 WITA di
Laboratorium Analisis Kimia Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.
Timbang amplop kosong.
2.
Timbang amplop + bahan segar.
3.
Masukkan kedalam oven dengan suhu 110ºC
selama 24 jam.
4.
Timbang amplop + bahan kering.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari
praktikum yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.Hasil berat basah, berat kering dan kadar air.
No
|
Nama bT
|
BB (gram)
|
BK (gram)
|
KA (%)
|
1
|
Tomat hijau
|
24,0286
|
9,08
|
97,30
|
2
|
Tomat kuning
|
25,1886
|
9,52
|
94,82
|
3
|
Tomat merah
|
26,9742
|
9,84
|
97,68
|
4
|
Cabai besar hijau
|
14,0231
|
9,20
|
90,02
|
5
|
Cabai besar kuning
|
9,4125
|
8,66
|
99,25
|
6
|
Cabai besar merah
|
20,7247
|
10,52
|
84,62
|
7
|
Daun kacang pucuk
|
9,0063
|
8,54
|
63,13
|
8
|
Daun kacang dewasa
|
10,5690
|
8,86
|
89,78
|
9
|
Daun kacang senesence
|
10,4284
|
8,62
|
97,41
|
Grafik KA buah Tomat
Grafik KA buah Cabai
Grafik KA Daun kacang
Pembahasan
Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air pada beberapa
bahan yaitu buah cabai merah, cabai kuning, cabai hijau, tomat merah, tomat
kuning, tomat hijau, daun kacang muda, daun kacang dewasa, dan daun senesence.
Penetapan kadar air dalam sampel – sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan
metode oven pengering, yang mana pengeringan tersebut dengan cara memasukkan
sampel ke dalam oven pengering pada suhu 110˚ C selama 24 jam atau sampai
beratnya konstan atau tetap. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan
adalah banyaknya air yang diuapkan (kadar air).
Tomat hijau segar +
amplop memiliki berat 24,0286gr
dan setelah dioven selama 24 jam tomat hijau + amplop memiliki berat 9,08 gr.
Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut tomat hijau memiliki kadar air 97,30
%.
Tomat kuning segar +
amplop memiliki berat 25,1886
gr
dan setelah dioven selama 24 jam tomat kuning + amplop memiliki berat 9,25 gr.
Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut tomat kuning memiliki kadar air 94,82
%.
Tomat merah segar +
amplop memiliki berat 26,9742
gr
dan setelah dioven selama 24 jam tomat merah + amplop memiliki berat 9,84 gr.
Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut tomat kuning memiliki kadar air 97,68
%.
Cabai hijau segar +
amplop memiliki berat 14,0231
gr
dan setelah dioven selama 24 jam cabai hijau + amplop memiliki berat 9,20 gr.
Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut cabai hijau memiliki kadar air 90,02
%.
Cabai kuning segar +
amplop memiliki berat 9,4125
gr
dan setelah dioven selama 24 jam cabai kuning + amplop memiliki berat 8,66 gr.
Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut cabai kuning memiliki kadar air 99,25%.
Cabai merah segar +
amplop memiliki berat 20,7247
gr dan setelah dioven selama 24 jam cabai merah + amplop memiliki berat 10,52
gr. Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut cabai merah memiliki kadar air 84,62
%.
Daun kacang muda segar
+ amplop memiliki berat 9,0063gr
dan setelah dioven selama 24 jam daun kacang muda kering + amplop memiliki
berat 8,54 gr. Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut daun kacang muda
memiliki kadar air 63,13 %.
Daun kacang dewasa
segar + amplop memiliki berat 10,5690
gr
dan setelah dioven selama 24 jam daun kacang dewasa kering + amplop memiliki
berat 8,54 gr. Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut daun kacang dewasa kadar
air 89,78 %.
Daun kacang senesence
segar + amplop memiliki berat 10,4284
gr
dan setelah dioven selama 24 jam daun kacang dewasa kering + amplop memiliki
berat 8,62 gr. Berat amplop 8,66 gr. Dengan data tersebut daun kacang dewasa
kadar air 97,41 %.
Perbedaan kadar air dalam suatu bahan disebabkan karena perbedaan bahan,
metode dan suhu serta proses penyimpanannya Selain itu perbedaan ini dapat
disebabkan karena pengaruh alat-alatnya seperti timbangan analitik yang sulit
stabil dan karena bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan lain
ketika penyimpanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum kali ini adalah sebagi berikut :
1. Kadar
air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan
pemanasan. Kadar air pada bahan setelah dilakukan pengeringan ternyata
berbeda dari hasil awal, karena adanya penguapan air yang terjadi setelah
dioven.
2. Umur organ tanaman juga mempengaruhi jumlah kadar yang
terdapat pada organ tanaman tersebut meskipun itu tanaman yan sama atau
sejenis.
3. Buah tanaman tomat dengan warna hijau memiliki kadar air sebanyak 97,30
%. Buah tanaman tomat dengan warna kuning memiliki kadar air sebanyak 94,82 %. Dan tanaman tomat dengan warna merah memiliki kadar air sebanyak 97,68 %.
4. Buah tanaman cabai dengan warna hijau memiliki kadar air sebanyak 90,02
%. Buah tanaman tomat dengan warna kuning memiliki kadar air sebanyak 99,25 %. Dan tanaman tomat dengan warna merah memiliki kadar air sebanyak 84,62%.
5. Daun kacang muda memiliki kadar air sebanyak 63,13
%. Daun kacang tua memiliki kadar
air sebanyak 89,78
%. Dan daun
kacang senesence memiliki kadar
air sebanyak 97,41%.
Saran
Dalam melaksanakan praktikum sebaiknya para praktikan lebih telitian agar
tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu jalannya praktikum dan data yang
diperoleh dapat akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti.
2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik
Biologi FMIPA UNY
Fardiaz,
Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi
Pangan. Jakarta : Gramedia
Sudarmadji,
Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan
Pertanian.Yogyakarta : Liberti Yogyakarta.
Winarno, F. G.
1983. Enzim Pangan. PT Gramedia, Jakarta. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)