PEMURNIAN
DAN PENGHITUNGAN JUMLAH KONIDIA JAMUR
(Laporan Praktikum Mikrobiologi)
Oleh :
ALEX RISANDI
E1A213045
Kelompok I
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. ii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAHAN DAN METODE....................................................................................... 4
Alat dan Bahan............................................................................................... 4
Alat........................................................................................... .............. 4
Bahan....................................................................................................... 4
Waktu dan Tempat......................................................................................... 4
Prosedur Kerja................................................................................................ 4
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 7
Hasil................................................................................................................ 7
Pembahasan.................................................................................................... 9
KESIMPULAN..................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Hasil pengamatan pemurnian dan penghitungan jumlah
konidia....... .............. 7
2.
Penghitungan jumlah konidia jamur................................................... .............. 8
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemurnian merupakan cara untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal (Suriawiria, 2005).
Metode yang biasanya
dilakukan untuk menanam atau mengisolasi
biakan di dalam medium salah satunya yaitu metode cawan tuang cara lain
untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme
ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di
dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran
perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnya satu di antara
cawan – cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas
permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun
tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan/pemurnian
dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal
dengan isolasi mikroba (Hadioetomo,
1993).
Mikroorganisme adalah
mikroba atau organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya
diperlukan alat pembesar. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal meskipun
beberapa protista bersel tunggal masih dapat terlihat oleh mata telanjang dan
ada beberapa spesies multisel yang tidak dapat terlihat oleh mata telanjang.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga
renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula
dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya (Tria, 2012).
Dalam
pemurnian mikroba dikenal istilah yaitu isolasi mikroba dan kultur murni.
Isolasi mikroba adalah memindahkan mikroba dengan lingkungannya dengan
mengisolasi mikroba bakteri yang diperlukan atau dengan kata lain mikroba yang
tidak kita butuhkan segera di singkirkan, sehingga diperoleh kultur murni atau
biakan murni (Waluyo, 2008).
Kultur
murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu
sel tunggal, artinya mikroba ditumbuhkembangkan dari bakteri yang dihomogenkan
dengan kata lain bakteri di isolasikan agar didapatkan bakteri murni yang
dibutuhkan nantinya dalam kegiatan praktikum. Objek yang harus diperhatikan
adalah bakteri (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya
dapat dilihat dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah
bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara
pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah
penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut
sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri
tersebut. Kehadiran mikrobia pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan. Ada hasil metabolisme spesies mikrobia tertentu pada makanan
dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada
bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses
yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara untuk
mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan perhitungan jumlah sel,
perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel secara tak
langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan
hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan. Dari
ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan
(Baroroh, 2004).
Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali
ini adalah untuk
mengetahui bagaimana cara melakukan pemurnian dan perhitungan jumlah
konidia jamur.
BAHAN DAN
METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Alkohol 70%,
media miring PDA dan NA, cawan petri peurnian bakteri dan cendawan, dan aquades.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lampu bunsen,
jarum ent, jarum ose, segitiga perata, mikro pipet, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, mikroskop, haemacytometer, botol C1000, cling warp, dan vortex.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Senin, 01 Desember 2014 pada pukul 13.15–15.15 WITA, di Laboratorium Fitopatologi
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur Kerja
Pemurnian
1.
Jarum ose dan
jarum ent disiapkan.
2.
Mengambil cawan
petri yang berisi biakan murni cendawan dan bakteri.
3.
Panaskan jarum
ose atau ent yang akan digunakan dengan api bunsen sampai pijar.
4.
Dinginkan ose
atau ent untuk mencegah mikroba mati.
5.
Buka cling warp
cawan petri dan dipanaskan dengan api bunsen, ambil biakan bakteri atau
cendawan dengan ujung jarum ose atau ent.
6.
Buka sumbat
tabung reaksi, kemudian dipanaskan mulut tabung dengan bunsen bolak-balik.
7.
Biakan cendawan
hanya dititikan pada media menggunakan jarum ent, kemudian biakan bakteri
digoreskan membentuk zig-zag menggunakan jarum ose.
8.
Panaskan kembali
mulut tabung rekasi dan sumbat dengan kapas.
9.
Inkubasi isolat
selama 3 hari kemudian diamati pertumbuhannya.
Perhitungan jumlah konidia cendawan
1.
Siapkan tabung
reksi berisi 9 ml aquades steril (5 buah).
2.
Masukkan air aquades
steril sebanyak 1-5 ml kedalam biakan murni cendawan yang terdapat dalam cawan
petri.
3.
Gosok permukaan
media menggunakan segitiga perata sampai hifa terlefas dan tercampur dengan
air.
4.
Ambil cairan
tersebut menggunakan mikro pipet sebanyak 1 ml, suspensi, kemudian masukkan
kedalam tabung reaksi pertama.
5.
Kocok tabung
pertama sehingga konidia cendawan tersebar dan terlepas dari kelompok atau
rantainya.
6.
Ambil cairan
sebanyak 1 ml, dari tabung pertama dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi air aquades kedua, kemudian kocok.
7.
Ambil cairan
sebanyak 1 ml dari tabung reaksi kedua dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi air aquades ketiga, kemudian kocok. Begitu seterusnya sampai pada tabung
kelima.
8.
Dari tabung
reaksi yang kelima diambil o,1 ml dengan cermat taruhlah pada lekukan berbentuk
V pada tepi haemacytometer yang sudah ditutupi cover glass diatas permukaan
haemacytometer. Usahakan agar cairan tidak menetes diatas cover glass, karena hal
tersebut akan mempengaruhi saat perhitungan. Bila sampai terjadi hal demikian
maka prosedur harus diulang.
9.
Taruhlah
haemacytometer diatas meja objek. Amatilah dengan lensa objektif berkekuatan
rendah dan hitunglah jumlah konidia yang terdapat pada 5 kotak bagian tengah
dan berukuran 1mm2.
10. Contoh perhitungan : jika pada pengamatan ada
terdapat 50 konidia cendawan didalam 5 kotak besar, jumlah konidia cendawan
yang terdapat didalam setiap ml suspensi asal dapat dihitung deng cara sebagai
berikut :
-
Dalam 25 kotak
besar (1mm2) terdapat 50 x 5 atau konidia cendawan.
-
Karena kedalaman
cairan dibawah haemacytometer ialah 0,1 ml, maka volume cairan pada kotak
berukuran 1mm2 adalah 2,5 x 107 konidium/ml.
-
Jumlah konidium
cendawan yang terdapat didalam suspensi asal pada cawan petri adalah 2,5 x 1010
konidium/ml.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan pemurnian
dan perhitungan jumlah konidia jamur.
No.
|
Nama
|
Keterangan
|
1.
|
Pemanasan media
|
Pemanasan bibir cawan petri dilakukan
agar media yang ada didalam cawan petri tetap dalam keadaan steril.
|
2.
|
Pemanasan bibir tabung reaksi
|
Pemanasan bibir tabung reaksi
dilakukan agar media yang ada didalam cawan petri tetap dalam keadaan steril.
|
3.
|
Meletakan isolat bakteri dan cendawan
|
Memasukan bahan yang akan dimurnikan
kedalam media.
|
4.
|
Melarutkan koloni jamur
|
Melarutkan koloni jamur dengan air aquades.
|
5.
|
Hasil pemurnian isolat dimedia PDA
|
Hasil pemurnian pada media PDA miring selama 3 hari
|
6.
|
Hasil pemurnian isolat dimedia NA
|
Hasil pemurnian pada media NA miring selama 3 hari
|
Tabel
2. Perhitungan jumlah konidia jamur.
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Pencampuran isolat
|
Proses
mencampurkan aquades steril dengan hifa cendawan
|
2.
|
Pengenceran
|
Pengenceran dilakukan sebanyak 5 kali
|
3.
|
Isolat
cendawan
|
Penghomogenan isolat cendawan yang
telah diencerkan menggunakan centrifuge
|
4.
|
Penetesan
|
Meneteskan cendawan pada cover glass
haemachytometer
|
5.
|
Pengamatan konidia
|
Pengamatan konidia menggunakan
mikroskop cahaya
|
Pembahasan
Dalam pemurnian di perlukan media untuk tumbuhnya bakteri dan jamur. Untuk
media PDA (Potato Dextrose Agar), media ini berwarna putih kekuningan (krem),
dan berfungsi untuk menumbuhkan jamur dan media NA berwarna kuning kecoklatan
digunakan untuk media tumbuh bakteri.
Sebelum melakukan pemurnian, pertama-tama harus mennyemprot tangan dengan menggunakan alkohol
70%, agar tangan menjadi steril. Kemudian celupkan jarum ose kedalam alkohol,
kemudian panaskan pada lampu Bunsen, panaskan hingga ujung pinset berwarna
merah bara. Ambil biakan bakteri hasil isolasi dengan menggunakan jarum ose.
Ambil media biakan (NA) yang telah di sterilkan, lalu pada bibir cawan panaskan
dengan lampu bunsen. Masukkan masukkan
bakteri ke dalam tabung reaksi dan bentuk pola zig zag , lalu panaskan
lagi, kemudian balut dengan cling wrap. Setelah proses tersebut selesai,
selanjutnya hanyalah mengamati tentang perkembangan bakteri tersebut.
Pemurnian
pada jamur/cendawan agak sedikit berbeda
dengan pemurnian bakteri, pada cendawan menggunakan jarum ent untuk
memindahkannya, dan tidak perlu membentuk pola seperti proses pemurnian pada bakteri, hanya dengan cara
memindahkan sampel cedawan pada media biakan (PDA).
Setelah
beberapa hari, dilakukan pengamatan untuk mendapatkan hasil pemurnian bakteri
dan cendawan. Pada pemurnian bakteri terlihat tumbuh bakteri membentuk pola zig
zag, berwarna agak kekuningan dan berlendir. Pemurnian pada bakteri berhasil
karena tidak ada cendawan yang tumbuh pada media NA tempat tumbuhnya bakteri
(tidak terkontaminasi). Pemurnian pada cendawan juga berhasil terlihat cendawan
membentuk hifa-hifa putih pada media, dan juga tidak terjadi kontaminasi.
Dari hasil praktikum
yang sudah dilakukan perhitungan konidia jamur secara mikroskopis. Sebelum melakukan
perhitungan sebaiknya dilakukan pengenceran agar lebih mudah menghitungnya,
suspensi yang belum diencerkan mengandung banyak konidia jamur, sehingga
apabila tidak diencerkan akan lebih sulit menghitungnya karena lebih banyak
konidia jamurnya. Pengenceran bertujuan agar konsentrasi dari suspense tersebut
menurun.
Untuk menghitung
konidia jamur dibutuhkan alat yang namanya hemasitometer. Haemacyitometer adalah suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang
dan kaca penutup yang akan menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang
kaca.
|
Setelah diamati dengan mikroskop terlihat banyak
spora-spora konidia jamur yang tumbuh yaitu sebanyak 50 sel. Selanjutnya menghitung jumlah konidia jamur dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan
: X = Jumlah koloni yang terlihat pada kotak tengah
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada
praktikum mikrobiologi pemurnian dan perhitungan jumlah konidia jamur adalah
sebagai berikut.
1.
Untuk mempermudah perhitungan sel
bakteri maupun konidia jamur harus
dilakukan penganceran serial.
2.
Pengencceran serial merupakan penambahan pelarut dalam suatu
senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari
senyawa yang dilarutkan/diencerkan.
3.
Alat
yang digunakan dalam perhitungan jumlah konidia jamur yaitu Haemacyitometer.
4.
Pemurnian mikroba yaitu didapat kultur
murni yang selsel mikrobanya berasal dari pembelahan sel tunggal sehingga dapat
diketahui satu sampel jenis mikroba yang ingin diketahui.
5.
Media
NA untuk menumbuhkan bakteri
dan media PDA (Potato Dextrose Agar),
berwarna putih kekuningan (krem), dan berfungsi untuk menumbuhkan jamur.
6.
Bakteri
memilki ciri yaitu berlendir sedangkan cendawan berbentuk hifa-hifa putih.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Dwidjoseputro,
D. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakarta: Imagraph.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktek. PT Gramedia, Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi
Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.
Tria Ardi Puspa Laga.
2012. Laporan Praktikum Mikrobiologi Menghitung Jumlah Sel. Laboratorium
Ilmu Hama Dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.
Waluyo,
2008. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS.
Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar