PENGENALAN
GULMA
( Laporan Praktikum Organisme Pengganggu
Tanaman)
Oleh
ALEX
RISANDI
E1A213045
Kelompok X
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ii
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
BAHAN DAN METODE........................................................................... 4
Bahan dan Alat................................................................................... 4
Bahan........................................................................................... 4
Alat.............................................................................................. 4
Waktu dan Tempat............................................................................. 4
Prosedur Kerja.................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 6
Hasil.................................................................................................... 6
Pembahasan........................................................................................ 10
KESIMPULAN........................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................. 15
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
Eceng gondok (Eichhornia
crassipes)................................................ .............. 6
2.
Kayapu (Pistia
stratiotes).................................................................... .............. 6
3.
Kayambang (Salvinia natans)............................................................. .............. 7
4.
Babadotan (Agerotum conyzoides, L)................................................. .............. 7
5.
Teki-tekian (Cyperus rotundus).......................................................... .............. 8
6.
Rumput Belulang (Eleusin indica)...................................................... .............. 8
7.
Semanggi
(Marsilea crenata).............................................................. .............. 9
8.
-pakuan (Dryopteris cycadina)........................................................... .............. 9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gulma merupakan
tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan
manusia. Berdasarkan definisi subjektifnya, gulma dapat diartikan sebagai
tumbuhan yang tidak dikehendaki manusia karena tumbuh di tempat yang tidak
diinginkan dan mempunyai pengaruh negatif terhadap manusia baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Keberadaan gulma tidak dikehendaki karena
gulma mempunyai daya kompetisi yang tinggi (ruang, air, udara, unsur hara)
terhadap tanaman yang dibudidayakan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman budidaya. Selain itu,
gulma sering menjadi inang sementara dari penyakit dan parasit tanaman dan
menghambat kelancaran aktivitas pertanian (Sukman dan Yakub, 1995).
Gulma
mempengaruhi banyak fase pengusahaan tanaman dan menyebabkan kerugian-kerugian
yang serius dalam hasil dan kualitas dan meningkatkan biaya
produksinya.Kerusakan yang langsung disebabkan karena adanya gulma di dalam dan
dekat lahan yang ditanamai berupa gulma dalam lahan tanaman yang mengurangi
hasil dan kualitas oleh persaingan kebutuhan tumbuh, seperti hara, air, dan
cahaya. Gulma
mengurangi efisiensi panen dan mesin-mesin, karena gulma yang membentang di
tanah, membelit ke dalam mesin dan yang berdiri tegak menumpang pada panen
(Sastroutomo, 1990).
Gulma merupakan
tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya pada lahan budidaya pertanian dan
dapat berkompetisi dengan tanaman budidaya sehingga berpotensi untuk menurunkan
hasil tanaman budidaya tersebut. Tanaman budidaya yang tumbuh secara liar di
lahan produksi yang diperuntukkan untuk jenis tanaman lainnya juga digolongkan
sebagai gulma. Kompetisi antara gulma dan tanaman dapat berupa kompetisi antara
tajuk dalam memanfaatkan cahaya matahari dan/atau kompetisi antara sistem
perakarannya dalam memanfaatkan air dan unsur hara (Barus, 2003).
Daun-daun gulma
berdaun lebar dibentuk pada meristem apikal dan sangat sensitif terhadap bahan
kimia. Permukaan daun terutama permukaan bawah terdapat stomata yang
memungkinkan cairan masuk. Gulma ini mempunyai tunas-tunas pada nodus atau
titik memencarnya daun. Tunas-tunas ini juga sensitif terhadap herbisida.
Meristem apikal dari gulma berdaun lebar adalah bagian batang yang berbentuk
sebagai bagian terbuka yang sensitif terhadap perlakuan kimia. Oleh karena itu
herbisida pengendali daun lebar lebih banyak daripada pengendali rumput (Sukman dan Yakub, 1995).
Gulma mampu berkembangbiak secara
vegetatif maupun generatif dan biji yang dihasilkan secara vegetatif maupun
generatif adalah dengan rhizoma,stolon,
dan lain-lain. Pembiakan melalui spora umumnya dilakukan oleh bangsa pakisan
sedangkan pembiakan biji dilakukan oleh bangsa gulma semusim atau tahunan (Sukman dan Yakub, 1995).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
mengenali jenis gulma darat dan gulma air serta mengidentifikasi satu persatu
bagian dari gulma darat dan gulma air tersebut.
BAHAN
DAN METODE
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah gulma seperti enceng gondok (Eichhornia
crassipes), kayapu (Pistia stratiotes), kayambang (Salvinia
natans), babadotan (Ageratum
conyzoides), teki-tekian (Cyperus rotundus), rumput belulang (Eleusin indica), semanggi
(Marsilea crenata) dan gulma paku-pakuan
(Dryopteris cycadina).
Alat
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah buku gambar, alat tulis, serta pewarna
untuk mewarnai gambar hasil identifikasi.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 28 Maret 2014 pada pukul 16.00-18.00 WITA,
di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur
Kerja
1. Mendengarkan
instruksi yang diberikan asisten dan dosen pembimbing praktikum.
2. Mengamati
dan mencatat jenis-jenis gulma.
3. Menggambarkan
jenis-jenis gambut yang telah diamati beserta hasil pengamatannya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka di dapat data
sebagai berikut:
Gambar
1. Eceng gondok (Eichhornia crassipes).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat : air
Perkembangbiakan: raner
Keadaan : setengah mengambang
Daun : lebar dan tunggal
Bentuk batang : silinder
(berongga)
Perakaran : akar serabut
Bentuk tulang daun : sejajar
|
Gambar 2. Kayapu (Pistia stratiotes).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat : air
Perkembangbiakan: raner
Keadaan : setengah mengambang
Daun : lebar dan tunggal
Perakaran : akar serabut
Bentuk tulang daun : sejajar
|
Gambar 3.
Kayambang (Salvinia natans).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat : air
Perkembangbiakan: raner
Keadaan : setengah mengambang
Daun : lebar
Perakaran : akar serabut
Bentuk tulang daun : sejajar
|
Gambar 4.
Babadotan (Agerotum conyzoides, L).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat
: darat
Perkembangbiakan : menggunakan
biji
Gulma : berdaun lebar
Daun : lebar
Perakaran : akar serabut
Bentuk tulang daun : menyirip,
sejajar iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii(berhadapan).
Bunga : majemuk berwana putih
ungu.
Bagian tanaman : berbulu
Bentuk batang : bulat berkayu
|
Gambar 5.
Teki-tekian (Cyperus rotundus).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat
: darat
Perkembangbiakan : rizoma
Gulma : berdaun sempit
Perakaran : akar serabut
Bentuk tulang daun : tunggal
Bentuk batang : segitiga
|
Gambar 6. Rumput Belulang (Eleusin indica).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat
: darat
Jenis : rumput
Perkembangbiakan : biji
Gulma : berdaun sempit
Perakaran : akar serabut
Bentuk tulang daun : sejajar
Bentuk batang : pipih
|
Gambar 7. Semanggi (Marsilea crenata).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat
: darat dan air
Jenis : paku-pakuan
Perkembangbiakan : spora
Gulma : berdaun 3
Perakaran : akar tunggang
berserabut
Bentuk tulang daun : menjari
|
Gambar 8. Paku-pakuan (Dryopteris cycadina).
Gambar
|
Keterangan
|
Habitat
: darat
Jenis : rumput
Perkembangbiakan : spora
Bagian daun tua : terdapat
spora
Gulma : berdaun tunggal
Biji : memiliki bulir seperti
padi
Perakaran : akar serabut
Bentuk tulang daun : menyirip
Bentuk daun : sejajar
|
Pembahasan
Dari hasil
pengamatan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah jenis-jenis gulma yang
mengganggu tanaman budidaya karena dapat mengambil nutrisi yang seharusnya di
peruntukan kepada tanaman budidaya.
Gulma
berdasarkan sifat morfologinya dibedakan atas, gulma rumputan (grasses), gulma tekian (sedges), dan gulma daun lebar (broadleaf weeds). Gulma rumputan (grasses) yaitu gulma yang termasuk
family gramineae, seperti : Panicum repens, Paspalum conjugatum, Imperata
cylindrica. Gulma tekian (sedges)
yaitu gulma yang termasuk kedalam family cyperaceae,
seperti : Cypers kyllingia, Cyperus rotundus. Gulma daun lebar (broadleaf weeds) yaitu gulma selain
gulma tekian dan rumputan, seperti : Borreria
alata, Amaranthus spinosus.
Gulma
berdasarkan habitatnya dibedakan atas gulma darat (terrestrial weeds), gulma air (aquatic
weeds), dan aerial weeds. Gulma
darat adalah gulma yang tidak tahan terhadap genangan air, seperti : Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Eupatorium
odoratum. Gulma air adalah gulma yang sebagian atau seluruh daur hidupnya
berada di air, seperti : Polygonum
barbatum, Eichhornia crassipes.
Gulma aerial weeds adalah gulma yang
hidupnya menumpang pada tanaman lain, seperti : Loranthus sp. dan Cuscuta
sp.
Pada praktikum
kali ini kami mengamati gulma seperti Eceng gondok (Euchornia crassipes) hidup mengapung di air dan kadang-kadang
berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4-0,8 meter. Tidak mempunyai batang.
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal
tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau.
Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung.
Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan
berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.
Kayapu (Pistia stratiotes) merupakan jenis gulma
air (aquatic weeds) yang tumbuh mengapung (floating weeds) dan banyak ditemukan
di area persawahan, baik yang masih tergenang maupun sawah yang padinya telah
dipanen. Kayapu
juga membuat pupuk yang diberikan oleh petani tidak dapat sampai ke tanah
karena terhalang oleh daun kayu apu yang cukup lebar. Akibatnya, pupuk yang
diberikan oleh petani tidak dapat terserap secara efektif oleh tanaman
budidaya. Kayapu ini tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, dari beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa kayu apu mengandung bahan organik yang cukup
tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pupuk organik.
Kayambang (Salvinia natans) adalah tanaman apung
yang bebas di air. Tanaman ini mempunyai rimpang horizontal (yang terletak di
bawah permukaan air) dan dua jenis daun palem (apung dan tenggelam).
Tanaman dewasa menghasilkan kantung spora berbentuk telur yang mengandung
spora subur. Tidak memiliki akar sejati sehingga daun ke permukaan berfungsi
sebagai akar. Daunnya adalah bergelung dari tiga (dua mengambang dan satu
terendam). Di bagian atas permukaan mereka memiliki baris papila silinder.
Masing-masing papilla memiliki empat rambut pada ujung distal nya (masing
terdiri dari satu baris sel) yang bergabung bersama-sama di ujung untuk
membentuk seperti pemukul-telur terbalik. Struktur kandang-seperti dari ujung
rambut merupakan perangkap udara yang efektif memberikan daya apung tanaman di
dalam air. Papila rambut akhir, dan permukaan atas tanaman adalah anti air
dibandingkan dengan di bawah permukaan daun, yang menarik air. Ini adalah
perbedaan dalam atraksi air yang mempertahankan orientasi yang baik tanaman di
permukaan air.
Bandotan (Agerotum conyzoides, L) merupakan
tumbuhan liar, biasanya ditemukan di
pekarangan rumah, tepi jalan atau selokan, bahkan di kebun atau di ladang.
Bandotan termasuk tumbuhan terna semusim, tumbuhnya tegak dan bercabang. Tinggi
bandotan mencapai 30-90 cm. Batangnya bulat berambut panjang dan jika menyentuh
tanah akan mengeluarkan akar. Daunnya
bertangkai dengan letak saling berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur
dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, berambut dan
warnanya hijau. Bunga bandotan termasuk bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih,
yang keluar dari ujung tangkai dan berwarna putih. Buahnya berwarna hitam dan
berukuran kecil.
Teki (Cyperus rotundus) merupakan gulma pertanian
yang biasa dijumpai di lahan terbuka. Apabila orang menyebut "teki",
biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan
mirip. Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit
dikendalikan. Ia membentuk umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi
dari batang) dan
geragih
(stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar
dari kedalaman olah tanah (30 cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia,
tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan
pada kondisi kekeringan.
Rumput belulang
(Eleusin indica) atau yang sering
disebut rumput yang mempunyai batang lembut, licin, liat, dan bercabang, dengan
ketinggian sebanyak 5-60 sentimeter. Daunnya berwarna hijau kebiruan, berkilat,
dan rimbun di pangkal atau lamina daunnya 5-20 sm panjangnya dan sempit, bulu halus bertaburan
di permukaan atas dan bawah daun,
perantaraan daun dan upih daun berambut halus pada bahagian pinggir. Jambak
bunga terdiri dari satu hingga enam spika. Anak spika tersusun dalam dua
barisan dan terlekat berselang-seli pada satu paksi; dwiseks, stigma berbulu
dan berwarna ungu, terdapat 3-5 floret yang dilindungi oleh kelopak sekam yang
berwarna putih malap. Biji berwarna perang
kemerahan atau hitam, berbentuk oblong-oval
dan berbatas.
Semanggi (Marsilea crenata) adalah sekelompok paku air (Salviniales)
dari marga Marsilea.
Semanggi merupakan gulma yang biasanya ditemukan pada pematang sawah atau tepi
saluran irigasi. Semanggi merah memiliki jenis
akar tunggang, dengan serabut-serabut akar yang berada di sekitar akar tunggang
tersebut. Cabang batangnya berwarna kemerah-merahan mengkilat dengan
dikelilingi serabut yang berwarna keputih-putihan.
Paku-pakuan
merupakan jenis golongan gulma yang memiliki
akar serabut, perkembangbiakan melalui spora yang terdapat pada daun yang sudah
tua, menggunakan biji untuk berkembangbiak
dan biji tersebut mempunyai bulir biji seperti padi, memiliki tulang daun
menyirip serta daun yang berselang-seling.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini, dapat di
simpulkan bahwa :
1. Memiliki
kesamaan antara gulma habitat darat dan air memiliki system perakaran serabut.
2. Memiliki
keragaman organ untuk perkembangbiakan seperti raner, stolon biji, rizoma, dan
spora.
3. Memiliki
ciri tubuh tanaman yang khas seperti bentuk batang, tulang daun, serta habitat
tumbuhnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Barus, Emanuel.
2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan.
Kanisius. Yogyakarta.
Sukman,
Y. dan Yakub. 1995. Gulma dan Teknik
Pengendaliannya. Rajawali Pers, Jakarta.
Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi
Gulma. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
I every time emailed this web site post page to all my friends, as
BalasHapusif like to read it after that my links will too.
Hello! Would you mind if I share your blog with
BalasHapusmy twitter group? There's a lot of people that I think
would really enjoy your content. Please let me know. Cheers
I'm not sure why but this blog is loading incredibly slow for me.
BalasHapusIs anyone else having this issue or is it a problem on my end?
I'll check back later on and see if the problem still exists.