ISOLASI
MIKROORGANISME
(Laporan Praktikum Mikrobiologi)
Oleh :
ALEX RISANDI
E1A213045
Kelompok I
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. ii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAHAN DAN METODE....................................................................................... 4
Alat dan Bahan............................................................................................... 4
Alat........................................................................................... .............. 4
Bahan....................................................................................................... 4
Waktu dan Tempat......................................................................................... 4
Prosedur Kerja................................................................................................ 4
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 6
Hasil................................................................................................................ 6
Pembahasan.................................................................................................... 7
KESIMPULAN..................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Hasil Pengamatan isolasi bakteri dari
tanah....................................... .............. 6
2.
Hasil Pengamatan isolasi cendawan pathogen
daging buah dan biji.. .............. 7
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan
mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium
di laboratorium (Dwidjoseputro, 1994.)
Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi
mikroba, uji morfologi, fisiologi, dan serologi (Hadioetomo, 1993)
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan
menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat
menyongsong kehidupan bakteria.Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari
bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi.Dalam kajian
mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air,
makanan dan udara (Volk, 1993).
Pemahaman mengenai bakteri yang diinokulasikan merupakan hal yang
wajib.Inokulasi bakteri termasuk pula di dalamnya adalah prinsip untuk membuat
lingkungan medium menjadi semirip mungkin dengan medium aslinya (Sutedjo,
1991).
Perlakuan yang tidak sesuai terhadap isolasi mikroba dapat
mengakibatkan perkembangan kultur mikroba hasil isolasi terhambat. Sebagai
contoh apabila yang diisolasi adalah bakteri acidofil namun dikembangkan dalam
medium yang netral maka pertumbuhan bakteri tidak akan maksimal atau malah akan
mati (Volk,
1993).
Teknik dalam menginokulasi bakteri memiliki beberapa variasi
metode, misalnya metode goresan (streak plate), metode taburan (pour plate),
dan metode apusan (surface plate). Pemilihan teknik ini didasarkan pada tujuan
penelitian/percobaan (Frobisher,1974)
Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang
digunakan adalah metode streak plate, karena hasil akhir metode ini adalah
berupa kumpulan sel-sel yang semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat
diambil bakteri pada jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat
seharusnya merupakan bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut
dengan kata lain bukan bakteri kontaminan, sebab yang diambil atau dicuplik
adalah koloni bakteri yang berada di atas streak yang dibuat dan bukan di luar
streak. Kelebihan metode ini adalah dapat segera diketahui adanya
kontaminasi.Sedangkan kekurangannya metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat
digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob saja (Burrrow, 1959).
Metode kedua adalah pour plate. Metode ini dilakukan dengan
menginokulasikan sejumlah bakteri ke dasar cawan baru kemudian medium agar cair
dimasukkan dan dibiarkan memadat.Metode ini cocok digunakan apabila kita ingin
menguji apakah suatu koloni bakteri merupakan bakteri yang aerobik, anaerob
fakultatif, ataukah anaerob obligat. Pengujian ini dapat terjadi karena hasil
akhir metode pour plate adalah berupa pertumbuhan bakteri pada dasar medium,
tengah medium, dan pada permukaan medium. Bakteri yang terdapat pada dasar
medium mungkin adalah bakteri anaerob obligat, sedangkan bakteri yang tumbuh
pada bagian tengah medium adalah bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri yang
tumbuh pada permukaan adalah bakteri aerob walaupun perlu pengkajian lebih
lanjut mengenai hal ini (Black, 1999).Kekurangan metode ini adalah sulit
menentukan kontaminan dan kerapatan mikrobia karena jarak antar koloni terlalu
rapat.
Metode yang ketiga adalah surface plate.Metode ini dilakukan dengan
menginokulasikan sejumlah bakteri pada medium dan diratakan pada bagian
permukaan medium dengan menggunakan drygal ski.Metode ini cocok digunakan
apabila ingin mengetahui bentuk koloni alami dari suatu bakteri.Kelebihan
teknik ini adalah mudah dilakukan dan mudah menghitung kerapatan
mikrobia.Sedangkan kekurangannya sulit mengetahui kontaminasi, untuk
mengetahuinya perlu perlakuan kontrol.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
cara mengisolasi cendawan patogen dari daging buah dan biji buah cabai dan cara
mengisolasi bakteri dari tanah pada media.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pinset, segitiga
perata,botol, tabung reaksi,Bunsen burner, cawan petri, mikro pipet, cling warp,
tisue steril, dan shaker.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Alkohol 70%, bagian
tanaman yang tergejala yaitu daging buah cabai dan biji buah cabai, media
biakan (PDA) untuk isolasi cendawan patogen,media biakan (NA) untuk isolasi
bakteri, aquades 9 ml, 10 gram tanah yang terkena gejala, 90 ml buffer fospat.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum ini
berlangsung pada hari Senin, 17 November 2014 pada pukul 13.15 – 15.00 WITA. Bertempat di
Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang
harus diperhatikan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
Isolasi bakteri dari tanah
1. Memasukkan 10 gram tanah beserta akar tanaman
kedalam botol yang berisi 90 ml buffer fospat.
2. Botol tersebut di shaker selama 30 menit.
3. Dibuat pengenceran menggunakan aquades sebanyak
9 ml hingga 10-9
4. Ambil cairan sebanyak 1 ml dan dimasukkan
kedalam tabung reaksi 10-0 kemudian di homogenkan
5. Ambil cairan pada tabung reaksi 10-0 sebanyak
1 ml dan pindahkan pada tabung reaksi 10-1 dan begitu seterusnya
sampai sampai pada pengenceran 10-9
6. Mengambil 0,5 ml cairan pada pengenceran10-7
dan masukkan pada media.
7. Ratakan cairan tersebut dengan segitiga perata.
Isolasi cendawan patogen dari daging buah dan biji tanaman cabai.
1.
Mengambil beberapa buah
bergejala, di potong-potong dan dimasukkan kedalam alkohol 1 kali dan aquades 3
kali lalu dikeringkan di atas tisue steril.
2.
Memasukkan patogen dan biji
kedalam PDA sebanyak 3 potongan.
3.
Balut sisi cawan dengan cling
warp.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari
praktikum yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil
Pengamatan isolasi bakteri dari tanah.
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Cairan
pengenceran
|
Cairan hasil campuran tanah yang bergejala,
buffer fospat, dan aquades yang di homogenkan menggunakan shaker selama 30
menit dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
|
2
|
Hasil isolasi bakteri pada
media NA
|
Media NA yang dimasukkan cairan hasil
pengenceran dengan menggunakan mikro pipet dan diratakan menggunakan segitiga
perata yang sudah disterilkan.
|
3
|
Bunsen burner dan alkohol
|
Bunsen burner dan alkohol yang digunakan
dalam proses isolasi.
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan isolasi cendawan patogen daging buah dan biji.
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Daging
buah dan biji yang akan di isolasi
|
Daging buah dan biji cabai yang akan di
isolasi di keringkan diatas tisue terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam
media PDA.
|
2
|
Hasil isolasi bakteri pada
media PDA
|
Media NA yang dimasukkan tiga biji buah cabai
kedalam media PDA dengan menggunakan pinset yang sudah steril.
|
Pembahasan
Isolasi yang dilakukan pada
praktikum kali ini yaitu untuk menumbuhkan mikroorganisme cendawan pathogen
pada media PDA dan mikroorganisme bakteri pada media NA yang sebelumnya telah
diolah.Isolasi yang dilakukan pada praktikum yaitu isolasi pada cendawan yang
dilakukan pada buah cabe yang bergejala penyakit dan pada tanah yang bergejala
penyakit.
Dari praktikum isolasi media
yang telah dilakukan menunjukan pada media nutrient agar (NA) ditumbuhi
oleh bakteri sedangkan pada media potato dextrose agar (PDA) ditumbuhi jamur.
Teknik isolasi yang dilakukan
pada praktikum ini untuk media PDA yaitu dengan cara biji buah diletakkan saja
pada media dengan menggunakan pinset sedangkan nutrient agar (NA)
dengan cara diteteskan cairan pengencer menggunakan mikro pipet dan diratakan
menggunakan segitiga perata. Adapun teknik isolasi media potato
dextrose agar (PDA) dengan cara pertama-tama pinset yang sudah
steril disiapkan, cawan petri yang berisi biji cabai yang sudah dikeringkan
diambil menggunakan pinset dengan tangan kanan, dan tangan kiri memegang cawan
petri yang dipanaskan dengan api bunsen, masukkan biji cabai yang diambil dengan pinset kedalam media PDA,
kemudian setelah selesai memasukkan biji buah cabai lalu cawan petri dibalut
menggunakan cling warp. Adapun teknik isolasi media nutrient
agar (NA) dengan cara
pertama-tama panaskan segitiga perata menggunakan bunsen burner kemudian
didinginkan sampai dingin. Tabung reaksi yang berisi cairan pengencer hasil
dari pengenceran tanah, buffer fospat dan aquades diambil menggunakan mikro
pipet dengan tangan kanan, dan tangan kiri memegang cawan petri yang dipanaskan
dengan api bunsen, masukkan
cairan pengencer yang diambil dengan mikro pipet kedalam media NA, kemudian
setelah selesai memasukkan cairan pengencer lalu diratakan menggunakan segitiga
perata yang sudah didinginkan dan setelah itu cawan petri dibalut menggunakan
cling warp.
Media PDA yang ditumbuhi jamur diamati setelah isolasi 4 hari, maka
jamur yang ada di cawan petri tersebut terdapat spora-spora, jamur tersebut
tumbuh tetapi terkontaminasi. Terkontaminasiinya jamur tersebut diakibatkan salah
pada saat isoasi dan masuknya orgaisme lain pada saat isolasi yang disebabkan
kurang sterilnya pengisolasian.
Media NA yang ditumbuhi bakteri selama 4 hari, diamati kembali tetapi
isolasi bakteri tersebut tidak tumbuh diakibatkan salah pengisolasian dan bisa
juga disebabkan oleh pengenceran yang
sudah terlalu banyak yaitu 10-5 yang dihomogenkan, itulah sebab
bakteri pada media NA tidak dapat tumbuh.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Isolasi
merupakan tindakan karantina bagi tanaman yang terserang penyakit baik
cendawan, virus maupun jamur agar dapat diteliti dan praktikum isolasi
patogen ini dilakukan untuk mengetahui patogen penyebab penyakit pada
tanaman dari golongan cendawan dan bakteri.
2. Media
PDA dan NA yang digunakan merupakan media yang tidak boleh terkontaminasi
dengan mikroorganisme lain yang dapat mengganggu proses isolasi.
3. Pada
isolasi cendawan menggunakan daging buah dan biji cabai yang bergejala
penyakit.
4. Pada
isolasi bakteri menggunakan tanah yang bergejala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Frobisher.1974.Fundamentals
Of Microbiology. Saunders Company,London
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill.
Missouri.
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Volk.
1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar